Pages

Minggu, 31 Oktober 2010

Kajian Tentang Kebudayaan Indonesia

Budaya Indonesia

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.[1]  Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional. [2]

Referensi
1.    ^ Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199], kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.
2.    ^ Direktorat Sejarah dan Nilai Tradsional, Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan Nasional Kini dan di Masa Depan,

Wujud kebudayaan daerah di Indonesia

Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap saerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda.

 

Rumah adat

§  Aceh: Rumoh Aceh
§  Sumatera Barat : Rumah Gadang
§  Sumatera Selatan : Rumah Limas
§  Jawa : Joglo
§  Papua : Honai
§  Sulawesi Selatan : Tongkonang (Tana Toraja), Bola Soba (Bugis Bone), Balla Lompoa (Makassar Gowa)
§  Sulawesi Tenggara: Istana buton
§  Sulawesi Utara: Rumah Panggung
§  Kalimantan Barat: Rumah Betang
§  Nusa Tenggara Timur: Lopo

Tarian

§  Aceh: Saman, Seudati
§  Betawi: Yapong

§  Nias : famaena

[sunting]Lagu

§  Karatagan Pahlawan (Jawa Barat)
§  Keraban Sape (Jawa Timur)
§  Keroncong Kemayoran (Jakarta)
§  Kole-Kole (Maluku)
§  Lalan Belek (Bengkulu)
§  Lembah Alas (Aceh)
§  Lisoi (Sumatera Utara)
§  Madekdek Magambiri (Sumatera Utara)
§  Malam Baiko (Sumatera Barat)
§  Mande-Mande (Maluku)
§  Manuk Dadali (Jawa Barat)
§  Ma Rencong (Sulawesi Selatan)
§  Mejangeran (Bali)
§  Mariam Tomong (Sumatera Utara)
§  Moree (Nusa Tenggara Barat)
§  Nasonang Dohita Nadua (Sumatera Utara)
§  O Ina Ni Keke (Sulawesi Utara)
§  Ole Sioh (Maluku)
§  Orlen-Orlen (Nusa Tenggara Barat)
§  O Ulate (Maluku)
§  Pai Mura Rame (Nusa Tenggara Barat)
§  Pakarena (Sulawesi Selatan)
§  Panon Hideung (Jawa Barat)
§  Paris Barantai (Kalimantan Selatan)
§  Peia Tawa-Tawa (Sulawesi Tenggara)
§  Peuyeum Bandung (Jawa Barat)
§  Pileuleuyan (Jawa Barat)
§  Pinang Muda (Jambi)
§  Piso Surit (Aceh)
§  Pitik Tukung (Yogyakarta)
§  Flobamora, Potong Bebek Angsa (Nusa Tenggara Timur)
§  Rambadia (Sumatera Utara)
§  Rang Talu (Sumatera Barat)
§  Rasa Sayang-Sayange (Maluku)
§  Ratu Anom (Bali)
§  Saputangan Bapuncu Ampat (Kalimantan Selatan)
§  Sarinande (Maluku)
§  Selendang Mayang (Jambi)
§  Sengko-Sengko (Sumatera Utara)
§  Siboga Tacinto (Sumatera Utara)
§  Sinanggar Tulo (Sumatera Utara)
§  Sing Sing So (Sumatera Utara)
§  Sinom (Yogyakarta)
§  Si Patokaan (Sulawesi Utara)
§  Sitara Tillo (Sulawesi Utara)
§  Soleram (Riau)
§  Surilang (Jakarta)
§  Suwe Ora Jamu (Yogyakarta)
§  Tanduk Majeng (Jawa Timur)
§  Tanase (Maluku)
§  Tapian Nauli (Sumatera Utara)
§  Tari Tanggai (Sumatera Selatan)
§  Tebe Onana (Nusa Tenggara Barat)
§  Te Kate Dipanah (Yogyakarta)
§  Tokecang (Jawa Barat)
§  Tondok Kadadingku (Sulawesi Tengah)
§  Tope Gugu (Sulawesi Tengah)
§  Tumpi Wayu (Kalimantan Tengah)
§  Tutu Koda (Nusa Tenggara Barat)
§  Terang Bulan (Jakarta)
§  Yamko Rambe Yamko (Papua)
§  Bapak Pucung (Jawa Tengah)
§  Yen Ing Tawang Ono Lintang (Jawa Tengah)
§  Stasiun Balapan, Didi Kempot (Jawa Tengah)
§  Anging Mamiri, Sulawesi Parasanganta (Sulawesi Selatan)
§  bulu londong, malluya, io-io, ma'pararuk (Sulawesi Barat)

 

Musik

§  Maluku :
§  Minangkabau :
§  Aceh :
§  Pesisir Sibolga/Tapteng : Sikambang

Alat musik

§  Jawa: [[Gamelan][kendang jawa]].
§  Sasando
§  Tifa
§  Saluang
§  Rebana
§  Bende
§  Kenong
§  Serunai
§  Jidor
§  Saron
§  Kecapi
§  Bonang
§  Calung
§  Rebab

 

Gambar

§  Jawa: Wayang.
§  Tortor: Batak

 

Patung

§  Jawa: Patung Buto, patung Budha.
§  Bali: Garuda.
§  Irian Jaya: Asmat.

 

Pakaian

§  Jawa: Batik.
§  Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
§  sumatra selatanSongket
§  Lampung : Tapis
§  Bugis - MakassarBaju Bodo dan Jas Tutup, Baju La'bu

 

Suara

§  Jawa: Sinden.
§  Sumatra: Tukang cerita.
§  Talibun : (Sibolga, Sumatera Utara)

 

Sastra/tulisan

§  Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
§  Bali: karya tulis di atas Lontar.
§  Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
§  Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
§  Timor Ai Babelen, Ai Kanoik

 

Kebudayaan Modern Khas Indonesia

§  Musik Dangdut: Elvie Sukaesih, Rhoma Irama.
§  Film Indonesia: "Daun di Atas Bantal" (1998) yang mendapat penghargaan Film terbaik di "Asia Pacific Film Festival" di Taipei.
§  Sastra: Pujangga Baru.

Pendapat :
Indonesia memiliki banyak keanekaragamaan kebudayaan dari sabang-sampai marauke yang harus dijaga dan dilestarikan oleh daerah’a masing-masing. Keberanekaragaman budaya Indonesia merupakan ciri khusus yang dimiliki Indonesia dari Negara lain.

Sumber :  Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas