Biliar adalah sebuah cabang olahraga yang masuk dalam kategori cabang olahraga konsentrasi, sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil. Cabang olahraga ini dimainkan di atas meja dan dengan peralatan bantu khusus serta peraturan tersendiri. Permainan ini terbagi dari beberapa Jenis, antara lain jenis Carom, English Billiard dan Pool. Dapat dimainkan secara perorangan maupun tim. Sebagai contoh, jenis Carom dimainkan di meja yang tidak memiliki lubang sama sekali. Ini berbeda dengan jenis English Billiard dan Pool yang dimainkan di meja yang memiliki lubang sebanyak 6 buah. Meski sama-sama memilki 6 buah lubang, ukuran atau luas meja antara English Billiar dan Pool pun berbeda, lebih luas meja jenis English Billiard.
Asal-usul Permainan billiard ini belum secara jelas diketahui,banyak sumber yang menerangkan bahwa permainan ini berasal dari Prancis, Italia, Spanyol, atau Cina. Akan tetapi banyak pula sumber yang menerangkan bahwa asal-usul permainan ini adalah permainan yang biasa dimainkan di taman seperti halnya croquet ( kriket ) yang populer dimainkan di Eropa Timur dan Prancis pada abad ke-15,yang pada akhirnya permainan tersebut dipindahkan ke dalam ruangan dengan meja yang diberi taplak berwarna hijau menyerupai rumput dengan diberi pembatas kecil ditambahkan pada pinggiran meja. Bola-bolanya didorong dengan kayu panjang yang disebut “mace”.billiard,stik billiard,biliard,stik biliard,billiar,stik billiar,bilyar,sejarah billiard,sejarah biliard Kata billiard sendiri diperkirakan berasal dari kata “billart” yang berarti tongkat kayu atau “bille” yang berarti bola.
Pada awalnya, permainan ini dimainkan dengan dua bola pada meja yang berkantong enam dan gawang seperti dalam permainan Croquet ( kriket ) dengan menggunakan tongkat lurus sebagai sasaran pantul. Memasuki abad ke-18, gawang dan tongkat sasaran pun tidak lagi digunakan, hanya tinggal bola – bola dan kantong – kantongnya saja.
Sejak awal tahun 1800-an, permainan ini banyak dimainkan oleh kaum bangsawan yang oleh karena itu permainan ini pernah populer dengan nama Noble Game of Billiards, Namun banyak juga bukti -bukti yang menunjukan bahwa permainan tersebut telah dimainkan oleh orang -orang dari berbagai tingkat sosial. Pada tahun 1600an, permainan ini sudah cukup dikenal. Shakespeare pun menyebutkan permainan ini dalam karyanya “Antony and Cleopatra” yang pada waktu itu disebut old egyptian sport .
Pada tahun 1675 biliard populer di inggris. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliard. Selanjutnya billiard dipopulerkan sebagai olahraga scientific oleh Captain Mingaud, seorang tahanan politik pemerintah ketika terjadi revolusi perancis. Saking cintanya dengan biliard, dia menolak untuk dibebaskan dari penjara ketika masa hukumannya berakhir.
Mingaud pula yang menemukan tip, yaitu tambahan kulit di ujung cue. Dengan tip pukulan jadi lebih akurat dan mudah melakukan kontrol cue ball. Tip temuanya lama-kelamaan mengeras dan mengurangi efektifitas pukulan sehingga perlu diganti secara berkala. Akhirnya mingaud meninggalkan penjara dan keliling perancis melakukan eksibisi biliard.
Jack Carr, seorang pelatih biliard inggris berjasa menemukan tehnik pukulan off-center, yaitu memukul cue ball dititik off-center guna mendapatkan efek spin. Sekarang pukulan off-center ini dikenal dengan istilah English. Di inggris pukulan seperti ini disebut side. Dia pula yang menemukan ide untuk mengoleskan kapur pada permukaan tip untuk meningkatkan akurasi pukulan. Sepanjang tahun 1820 jack carr berkeliling eropa, melakukan pelatihan billiard sambil menjual magical twisting chalk temuannya.
Billiard di Indonesia.
Sejarah perkembangan olahraga billiar di Indonesia pertama kali muncul dari kalangan masyarakat lapisan bawah. Masyarakat tersebut sebagian besar merupakan orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan (pengganguran bahkan pekerja kasar) dan lokasi tempat bermainnya identik dengan tempat-tempat kumuh, sehingga pandangan negatif melekat pada olahraga itu.hal ini sangat berbeda dengan asal perjalanan bilyar yang ditemukan abad ke 15 di Eropa Utara yang mengalami kemajuan pesat, sehingga menjadi kegiatan olahraga yang dilakukan oleh semua kalangan baik raja, presiden, pengusaha, dan anggota masyarakat lainnya.
Pada waktu Negara-negara Eropa melakukan penjajahan di daratan Asia, mereka (penjajah) membawa “kebiasaannya” tersebut yaitu bermain billiard ke lingkungan tempat mereka menjajah, diantaranya Indonesia, Philipina dan Negara Asia lainnya. Hal tersebut justru membuat olahraga billiard sangat popular di Asia sekarang ini dibandingkan di Negara-negara Eropa, bahkan para pemain-pemain professional billiard justru didominasi oleh orang-orang Asia. Hal ini terlihat dari munculnya pemain –pemain Asia yang sering menjuarai pertandingan billiard bergengsi. Seperti Efren Reyes, Fransisco Bustamante (Philipina), Cho Fong Pang (Taiwan). Bahkan yang lebih hebat lagi, pada tahun 2005 juara dunia billiard bola 9 dan bola 8 yaitu Wu Chia Ching, bocah berumur 16 tahun dari Taiwan. Serta masih sangat banyak lagi pemain-pemain Asia yang menjadi juara dunia atau menjadi pemain professional.
Pada awalnya, permainan ini dimainkan dengan dua bola pada meja yang berkantong enam dan gawang seperti dalam permainan Croquet ( kriket ) dengan menggunakan tongkat lurus sebagai sasaran pantul. Memasuki abad ke-18, gawang dan tongkat sasaran pun tidak lagi digunakan, hanya tinggal bola – bola dan kantong – kantongnya saja.
Sejak awal tahun 1800-an, permainan ini banyak dimainkan oleh kaum bangsawan yang oleh karena itu permainan ini pernah populer dengan nama Noble Game of Billiards, Namun banyak juga bukti -bukti yang menunjukan bahwa permainan tersebut telah dimainkan oleh orang -orang dari berbagai tingkat sosial. Pada tahun 1600an, permainan ini sudah cukup dikenal. Shakespeare pun menyebutkan permainan ini dalam karyanya “Antony and Cleopatra” yang pada waktu itu disebut old egyptian sport .
Pada tahun 1675 biliard populer di inggris. Dan tahun itu pula diterbitkan buku peraturan biliard. Selanjutnya billiard dipopulerkan sebagai olahraga scientific oleh Captain Mingaud, seorang tahanan politik pemerintah ketika terjadi revolusi perancis. Saking cintanya dengan biliard, dia menolak untuk dibebaskan dari penjara ketika masa hukumannya berakhir.
Mingaud pula yang menemukan tip, yaitu tambahan kulit di ujung cue. Dengan tip pukulan jadi lebih akurat dan mudah melakukan kontrol cue ball. Tip temuanya lama-kelamaan mengeras dan mengurangi efektifitas pukulan sehingga perlu diganti secara berkala. Akhirnya mingaud meninggalkan penjara dan keliling perancis melakukan eksibisi biliard.
Jack Carr, seorang pelatih biliard inggris berjasa menemukan tehnik pukulan off-center, yaitu memukul cue ball dititik off-center guna mendapatkan efek spin. Sekarang pukulan off-center ini dikenal dengan istilah English. Di inggris pukulan seperti ini disebut side. Dia pula yang menemukan ide untuk mengoleskan kapur pada permukaan tip untuk meningkatkan akurasi pukulan. Sepanjang tahun 1820 jack carr berkeliling eropa, melakukan pelatihan billiard sambil menjual magical twisting chalk temuannya.
Billiard di Indonesia.
Sejarah perkembangan olahraga billiar di Indonesia pertama kali muncul dari kalangan masyarakat lapisan bawah. Masyarakat tersebut sebagian besar merupakan orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan (pengganguran bahkan pekerja kasar) dan lokasi tempat bermainnya identik dengan tempat-tempat kumuh, sehingga pandangan negatif melekat pada olahraga itu.hal ini sangat berbeda dengan asal perjalanan bilyar yang ditemukan abad ke 15 di Eropa Utara yang mengalami kemajuan pesat, sehingga menjadi kegiatan olahraga yang dilakukan oleh semua kalangan baik raja, presiden, pengusaha, dan anggota masyarakat lainnya.
Pada waktu Negara-negara Eropa melakukan penjajahan di daratan Asia, mereka (penjajah) membawa “kebiasaannya” tersebut yaitu bermain billiard ke lingkungan tempat mereka menjajah, diantaranya Indonesia, Philipina dan Negara Asia lainnya. Hal tersebut justru membuat olahraga billiard sangat popular di Asia sekarang ini dibandingkan di Negara-negara Eropa, bahkan para pemain-pemain professional billiard justru didominasi oleh orang-orang Asia. Hal ini terlihat dari munculnya pemain –pemain Asia yang sering menjuarai pertandingan billiard bergengsi. Seperti Efren Reyes, Fransisco Bustamante (Philipina), Cho Fong Pang (Taiwan). Bahkan yang lebih hebat lagi, pada tahun 2005 juara dunia billiard bola 9 dan bola 8 yaitu Wu Chia Ching, bocah berumur 16 tahun dari Taiwan. Serta masih sangat banyak lagi pemain-pemain Asia yang menjadi juara dunia atau menjadi pemain professional.