Pengaruh NPM (Net Profit Margin), ROA (Return On Asset), ROE (Return On Equity), EPS (Earning Per Share), CR (Current Ratio), DER (Debt Equity Ratio), PER (Price Earning Ratio), dan PBV (Price Book Value). terhadap return saham pada sektor hasil industri untuk konsumsi
di Bursa Efek Indonesia
periode 2009-2011.
Oleh : Ilyas Zulhilmi (3EA02) 13210446
1.1 Latar Belakang
Salah satu sektor
pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah tersedianya dana. Sumber
dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industry adalah dengan menjual saham
kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEI dapat menjadi
media pertemuan antara investor dan industri. Di Indonesia perkembangan pasar
modal sudah semakin pesat. Berbagai usaha telah ditempuh pemerintah untuk
mendorong agar pasar modal lebih mapan sehingga benar-benar dapat dijadikan
sebagai salah satu sumber pembiayaan. Pesatnya perkembangan Bursa Efek
Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan
transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang investor akan memutuskan
akan menginvestasikan dananya di pasar modal ada kegiatan terpenting yang perlu
untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten (dengan membeli
sekuritas yang diperdagangkan di bursa), ia harus percaya bahwa informasi yang
diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di bursa efek dapat
dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam
perdagangan tersebut.
Bagi perusahaan yang
ingin masuk ke pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan
oleh Bapepam sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus
mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan
sahamnya di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang
rasional, maka investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek
fundamental untuk menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya. Dalam
kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan
informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan
perusahaan.
Laporan keuangan
merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan
untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari
perusahaan itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional,
pihak kreditur, investor dan manajemen sebaiknya menggunakan suatu alat
perhitungan yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh
perusahaan yang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan
perusahaan tersebut. Kinerja keuangan perusahaan yang lebih fundamental dalam
menjelaskan beberapa kekuatan dan kelemahan perusahaan adalah rasio keuangan
yang menunjukkan hubungan antar dua atau lebih data keuangan. Melalui analisis
rasio keuangan akan didapat pemahaman yang lebih baik terhadap kinerja keuangan
perusahaan daripada analisis yang hanya terdapat data keuangan saja.
Profitabilitas
perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana
tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya. Jika
kondisi perusahaan dikategorikan menguntungkan dan menjanjikan keuntungan
dimasa yang akan datang maka banyak investor yang akan menanamkan dananya untuk
membeli saham perusahaan tersebut. Dan hal tersebut tentu saja mendorong harga
saham naik menjadi lebih tinggi. Harga saham mencerminkan juga nilai dari suatu
perusahaan. Jika perusahaan mencapai prestasi yang baik, maka saham perusahaan
tersebut akan banyak diminati oleh para investor.
Investor dalam menilai manajemen
suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan setiap
tahunnya. Dengan informasi laporan keuangan perusahaan tersebut dan pentingnya
informasi rasio-rasio keuangan perusahaan, maka investor akan memperoleh data NPM (net profit
margin), ROA (Return on asset), ROE (Return on equity), EPS (earning per
share), CR (Current Ratio), DER (Debt Equity Ratio), PER (Price Earning Ratio),
dan PBV (Price Book Value). Penggunaan indikator ROA, ROE, NPM,
EPS, akan memudahkan investor dalam menilai kinerja perusahaan untuk
menanamkan dananya pada perusahaan tersebut. Sementara peggunaan indikator
CR,DER, akan memudahkan investor dalam menilai sejauh mana aktiva lancar perusahaan dpt menutupi
kewajiban-kewajiban lancar dan meniilai sampai sejauh mana modal pemilik dapat
menutupi hutanghutangb kepada pihak luar. Indikator PER digunakan untuk
mengetahui kelipatan laba untuk mengevaluasi daya tarik saham biasa sebagai
suatu investai, semakin rendah rasio harga terhadap laba ( PER ) akan semakin
menarik investasi tersebut. Indikator PBV (Price to book value) digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku
per lembar saham.
1.1 Rumusan
Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah dari
penilitian ini sebagai berikut:
1.
Apakah NPM berpengaruh terhadap return
saham ?
2.
Apakah ROA berpengaruh terhadap return
saham?
3.
Apakah ROE berpengaruh terhadap return
saham ?
4.
Apakah EPS berpengaruh terhadap return
saham ?
5.
Apakah CR berpengaruh terhadap return
saham ?
6.
Apakah DER berpengaruh terhadap return
saham ?
7.
Apakah PER berpengaruh terhadap return
saham ?
8.
Apakah PBV berpengaruh terhadap return
saham ?
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dalam pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
mengenai pengaruh rasio ( NPM, ROA, ROE, EPS, CR, DER, PER, PBV ) terhadap
return saham sector hasil
industry untuk konsumsi di BEI periode 2009-2011, dapat diambil kesimpulan
bahwa :
- Untuk uji variable diperoleh hasil bahwa kedelapan factor independen yang digunakan dalam model, secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap return saham sector hasil industry untuk konsumsi periode 2009-2011. Hal ini ditunjukan dari hasil uji F yang nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.073.
- Variable independen yang digunakan yaitu NPM, ROA, ROE, EPS, CR, DER, PER, PBV hanya dapat menjelaskan pengaruh terhadap return saham sector hasil industry untuk konsumsi periode 2009-2011 sebesar 23.4% ( R Square), selebihnya dijelaskan oleh variable-variable lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
- Variable NPM ( net profit margin ) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.885.
- Variable ROA (Return on asset) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.332.
- Variable ROE (Return on equity) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.027.
- Variable EPS (Earning per share) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.987.
- Variable CR (Current Ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.682.
- Variable DER (Debt equity ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.316.
- Variable PER (Price Earning Ratio) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.308
- Variable PBV (Price book value) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai sign-nya lebih besar dari 0.05 yaitu 0.038.
Keterbatasan
Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
yaitu:
- Perusahaan yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini jumlahnya sedikit yaitu hanya 20 Perusahaan sector hasil industry untuk konsumsi di BEI periode 2009-2011. sehingga jika jumlah sampelnya ditambah atau kriteria sampel diubah tentu hasilnya akan berbeda.
- Nilai dari R2 yang rendah yaitu sebesar 23.4% menunjukkan bahwa ada variabel-variabel lain sebesar 76.6% yang dapat mempengaruhi return saham misalnya faktor ekonomi seperti inflasi, tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Faktor tersebut dapat mempengaruhi cara perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang selanjutnya akan mempengaruhi informasi keuangan dan returnnya.
Saran
Saran
untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya jumlah sampel yang dipilih diperbanyak
dengan memikirkan keterwakilan semua kelompok industri serta periode pengamatan
yang lebih panjang. Dengan demikian, maka sampel menjadi lebih representative
terhadap populasinya, serta hasil penelitian yang diperoleh akan lebih
bermanfaat karena menunjukkan kecenderungan dari populasi yang ada. Sebaiknya
penelitian berikutnya mempertimbangkan penggunaan rasio-rasio yang lebih
beragam dan faktor-faktor lain (seperti: inflasi dan tingkat suku bunga.)
sehingga dapat diketahui apakah rasio lain selain rasio yang digunakan dalam
penelitian ini dan faktor-faktor lain mempengaruhi return saham